Selasa, 21 Januari 2014

Museum Wayang

Museum Wayang masih di sekitar wilayah Kota Tua, museum ini masih berada satu area dengan museum Fatahillah, dan museum Kramik dan berada dekat museum Bank Indonesia, dan museum Mandiri. Museum ini menyimpan wayang-wayang dari seluruh daerah di Indonesia yang memiliki kesenian wayang dan juga dari luar negeri seperti Malaysia, Thailand, Vietnam, Suriname, Inggris, Amerika, dan negara lainnya yg memliki kesenian wayang. Pada tahun 2009 jumlah koleksi wayang yang berada di museum wayang kurang lebih ada 5.147 buah, yang di peroleh dari pembelian, hibahan, sumbangan, dan titipan.

Museum Wayang sendiri diresmikan oleh gubernur Jakarta saat itu yaitu Ali sadikin pada tanggal 13 Agustus 1975. Museum ini sebelumnya disebut sebagai Museum Batavia yang dibuka pada tahun 1939 oleh Gubernur Jenderal Belanda yaitu Tjarda van Starkenborgh Stachouwer. Gedung ini dibangun pada tahun 1912 bergaya Neo Renaissance dan pada tahun 1938 dipugar dan disesuaikan dengan gaya rumah Belanda saat itu. Gedung ini bukan merupakan bekas gedung gereja Belanda, karena gedung gereja tersebut sudah runtuh akibat gempa. Tapi memang berdiri di atas tanah bekas Gereja Belanda Baru atau Nieuwe Hollandse Kerk (1736) dan Gereja Belanda Lama atau Oude Hollandse Kerk (1640-1732).

Selain wayang, seluruh perlengkapan seputar ‘perwayangan’ juga dipajang di museum ini, mulai dari alat penerangan untuk wayang kulit, untuk membuat bayangan di belakang layar yang disebut Lampu Blencong, juga ada alat musik pengiring seperti gamelan, panggung yang biasa dipakai untuk panggung boneka, dll.







































Koleksi Wayang di dalam Museum ini terdiri dari beberapa perangkat Wayang Kulit, Wayang Golek, berbagai topeng, wayang kaca, wayang seng, lukisan dan boneka-boneka dari luar negeri. Beberapa koleksi langka dari Nusantara antara lain Wayang Intan, Wayang Suket, Wayang Beber dan Wayang Revolusi. Di dalamnya juga ada boneka dari Indonesia yang terkenal, yaitu si Unyil dan teman-temannya, yang sempat ditayangkan di TVRI pada tahun 80an.



Di tengah gedung di lantai dasar terdapat Taman, disebutnya Taman Museum Wayang. Disana terlihat beberapa prasasti peninggalan Belanda diantaranya Jan Pieterszoon Coen tahun 1634. Juga terdapat Ruang Punakawan yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan seperti : Seminar, Sarasehan, pergelaran, pertunjukan mini dll. Dan secara berkala Museum Wayang menampilan pertunjukkan pada pukul 10.00 – 14.00 setiap hari Minggu ke-2 (Pergelaran Wayang Golek) dan hari Minggu terakhir (Pergelaran Wayang Kulit), tapi untuk memastikannya, bisa menghubungi ke tempatnya langsung.

Museum Wayang
Jl Pintu Besar Utara No. 27
Jakarta Kota 11110
Telp : 021 6929560 / 6927289
Jam Operasional :
Selasa – Minggu : 09.00 – 15.00
Senin dan hari besar : Tutup
Tiket Masuk
Dewasa : Rp 2.000
Mahasiswa : Rp 1.000
Anak-anak : Rp 600