Sabtu, 31 Mei 2014

REVOLUSI BUDAYA

Revolusi Budaya

Jika kita mendengar “Perubahan” tentu kata tersebut sudah tidak asing lagi bagi kita. Perubahan bisa terjadi di berbagai aspek kehidupan, termasuk aspek budaya. Selain itu juga bisa meliputi perubahan dalam peralatan dan perlengkapan hidup, mata pencaharian, sistem kemasyarakatan, bahasa, kesenian, sistem pengetahuan, serta religi/keyakinan. Perubahan dirasakan oleh hampir semua manusia dalam masyarakat. Perubahan dalam masyarakat tersebut wajar, mengingat manusia memiliki kebutuhan yang tidak terbatas. Kalian akan dapat melihat perubahan itu setelah membandingkan keadaan pada beberapa waktu lalu dengan keadaan sekarang.
Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan budaya. Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagian, yang meliputi kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat dan lainnya. Akan tetapi perubahan tersebut tidak mempengaruhi  organisasi sosial masyarakatnya. Ruang lingkup perubahan kebudayaan lebih luas dibandingkan perubahan sosial. Namun demikian dalam prakteknya di lapangan kedua jenis perubahan perubahan tersebut sangat sulit untuk dipisahkan (Soekanto, 1990).
Perubahan kebudayaan bertitik tolak dan timbul dari organisasi sosial. Pendapat tersebut dikembalikan pada pengertian masyarakat dan kebudayaan. Masyarakat adalah sistem hubungan dalam arti hubungan antar organisasi dan bukan hubungan antar sel. Kebudayaan mencakup segenap cara berfikir dan bertingkah laku, yang timbul karena interaksi yang bersifat komunikatif seperti menyampaikan buah pikiran secara simbolik dan bukan warisan karena keturunan (Davis, 1960). Apabila diambil definisi kebudayaan menurut Taylor dalam Soekanto (1990), kebudayaan merupakan kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum adat istiadat dan setiap kemampuan serta kebiasaan manusia sebagai warga masyarakat, maka perubahan kebudayaan dalah segala perubahan yang mencakup unsur-unsur tersebut. Soemardjan (1982), mengemukakan bahwa perubahan sosial dan perubahan kebudayaan mempunyai aspek yang sama yaitu keduanya bersangkut paut dengan suatu cara penerimaan cara-cara baru atau suatu perbaikan dalam cara suatu masyarakat memenuhi kebutuhannya.

Jika dilihat dari sudut pandang pengertian dari revolusi adalah perubahan sosial dan perubahan yang berlangsung secara cepat dan menyangkut dasar atau pokok-pokok kehidupan masyarakat, sedangkan kebudayaan adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Dengan kata lain pengertian dari revolusi budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat dalam waktu yang cukup cepat. Di dalam revolusi, perubahan yang terjadi dapat direncanakan atau tanpa direncanakan terlebih dahulu dan dapat dijalankan tanpa kekerasan atau melalui kekerasan. Ukuran kecepatan suatu perubahan sebenarnya relatif karena revolusi pun dapat memakan waktu lama. Dialektika revolusi mengatakan bahwa revolusi merupakan suatu usaha menuju perubahan menuju kemaslahatan rakyat yang ditunjang oleh beragam faktor, tak hanya figur pemimpin, namun juga segenap elemen perjuangan beserta sarananya. Logika revolusi merupakan bagaimana revolusi dapat dilaksanakan berdasarkan suatu perhitungan mapan, bahwa revolusi tidak bisa dipercepat atau diperlambat, ia akan datang pada waktunya. Kader-kader revolusi harus dibangun sedemikian rupa dengan kesadaran kelas dan kondisi nyata di sekelilingnya. Romantika revolusi merupakan nilai-nilai dari revolusi, beserta kenangan dan kebesarannya, di mana ia dibangun. Romantika ini menyangkut pemahaman historis dan bagaimana ia disandingkan dengan pencapaian terbesar revolusi, yaitu kemaslahatan rakyat.

Kebudayaan lokal Indonesia yang sangat beranekaragam menjadi suatu kebanggaan sekaligus tantangan untuk mempertahankan serta mewarisi kepada generasi selanjutnya. Budaya lokal Indonesia sangat membanggakan karena memiliki keanekaragaman yang sangat bervariasi serta memiliki keunikan tersendiri. Seiring berkembangnya zaman, menimbulkan perubahan pola hidup masyakat yang lebih modern. Akibatnya, masyarakat lebih memilih kebudayaan baru yang mungkin dinilai lebih praktis dibandingkan dengan budaya lokal. Ini juga bisa dikatakan sebagai suatu revolusi atau perubahan.
Banyak faktor yang menyebabkan budaya lokal dilupakan dimasa sekarang ini, misalnya masuknya budaya asing. Masuknya budaya asing ke suatu negara sebenarnya merupakan hal yang wajar, asalkan budaya tersebut sesuai dengan kepribadian bangsa. Namun pada kenyataannya budaya asing mulai mendominasi sehingga budaya lokal mulai dilupakan.
Faktor lain yang menjadi masalah adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya peranan budaya lokal. Budaya lokal adalah identitas bangsa. Sebagai identitas bangsa, budaya lokal harus terus dijaga keaslian maupun kepemilikannya agar tidak dapat diakui oleh negara lain. Walaupun demikian, tidak menutup kemungkinan budaya asing masuk asalkan sesuai dengan kepribadian negara karena suatu negara juga membutuhkan input-input dari negara lain yang akan berpengaruh terhadap perkembangan di negranya. Dimasa sekarang ini banyak sekali budaya-budaya kita yang mulai menghilang sedikit demi sedikit.Hal ini sangatlah berkaitan erat dngan masuknya budaya-budaya ke dalam budaya kita.Sebagai contoh budaya dalam tata cara berpakaian.Dulunya dalam budaya kita sangatlah mementingkan tata cara berpakaian yang sopan dan tertutup.Akan tetapi akaibat masuknya budaya luar mengakibatkan budaya tersebut berubah.Sekarang berpakaian yang menbuka aurat serasa sudah menjadi kebiasaan yang sudah melekat erat didalam masyarakat kita.
Oleh sebab itu tugas utama yang harus dibenahi adalah bagaimana mempertahankan, melestarikan, menjaga, serta mewarisi budaya lokal dengan sebaik-baiknya agar dapat memperkokoh budaya bangsa yang akan megharumkan nama Indonesia. Dan juga supaya budaya asli negara kita tidak diklaim oleg negara lain.

Referensi :
Armanda, Surya. (2013). Revolusi Budaya. [online] suryaarmanda's Blog. Available at: http://suryaarmanda.wordpress.com/2013/05/05/revolusi-budaya/ [Accessed 2 May. 2014].

ILMU BUDAYA DASAR


Pengertian Ilmu Budaya Dasar
Secara sederhana IBD adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang diekembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Istilah IBD dikembangkan petama kali di Indonesia sebagai pengganti istilah basic humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa Inggris “the Humanities”. Adapun istilah humanities itu sendiri berasal dari bahasa latin humnus yang astinya manusia, berbudaya dan halus. Dengan mempelajari the humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanities berkaitan dengan nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Agar manusia menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu the humanities disamping tidak meninggalkan tanggungjawabnya yang lain sebagai manusia itu sendiri. Untuk mengetahui bahwa ilmu budaya dasar termasuk kelompok pengetahuan budaya lebih dahulu perlu diketahui pengelompokan ilmu pengetahuan. Prof Dr.Harsya Bactiar mengemukakan bahwa ilmu dan pengetahuan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar yaitu :
1.     1.  Ilmu-ilmu Alamiah ( natural scince )
Ilmu-ilmu alamiah bertujuan mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah. Caranya ialah dengan menentukan hukum yang berlaku mengenai keteraturan-keteraturan itu, lalu dibuat analisis untuk menentukan suatu kualitas. Hasil analisis ini kemudian digeneralisasikan. Atas dasar ini lalu dibuat prediksi. Hasil penelitian 100 5 benar dan 100 5 salah
2.     2.  Ilmu-ilmu sosial ( social scince )
ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan antara manusia. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu alamiah. Tapi hasil penelitiannya tidak 100 5 benar, hanya mendekati kebenaran. Sebabnya ialah keteraturan dalam hubungan antara manusia initidak dapat berubah dari saat ke saat.
3.      3.  Pengetahuan budaya ( the humanities )
bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode pengungkapan peristiwa-peristiwa dan kenyataankenyataan yang bersifat unik, kemudian diberi arti.
Pengetahuan budaya (the humanities) dibatasi sebagai pengetahuan yang mencakup keahlian (disilpin) seni dan filsafat. Keahlian inipun dapat dibagi-bagi lagi ke dalam berbagai hiding keahlian lain, seperti seni tari, seni rupa, seni musik,dll. Sedangkan ilmu budaya dasar (Basic Humanities) adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan perkataan lain IBD menggunakan pengertian-pengertian yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan budaya untuk mengembangkan wawasan pemikiran serta kepekaan mahasiswa dalam mengkaji masalah masalah manusia dan kebudayaan. Ilmu budaya daar berbeda dengan pengetahuan budaya. Ilmu budaya dasar dalam bahasa Ingngris disebut basic humanities. Pengetahuan budaya dalam bahas inggris disebut dengan istilah the humanities. Pengetahuan budaya mengkaji masalah nilai-nilai manusia sebagai mahluk berbudaya (homo humanus). Sedangkan ilmu budaya dasar bukan ilmu tentang budaya, melainkan mengenai pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan budaya.

Tujuan Ilmu Budaya Dasar
Penyajian mata kuliah ilmu budaya dasar tidak lain merupakan usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan demikian mata kuliah ini tidak dimaksudkan untuk mendidik ahli-ahli dalam salah satu bidang keahlian yang termasuk didalam pengetahuan budaya (the humanities) akan tetapi IBD semata-mata sebagai salah satu usaha untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nlai budaya, baik yang menyangkut orang lain dan alam sekitarnya, maupun yang menyangkut dirinya sendiri. Untuk bisa menjangkau tujuan tersebut IBD diharapkan dapat :
1. Mengusahakan kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya, sehingga mereka lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, terutama untuk kepentingan profesi mereka
2. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk memperluas pandangan mereka tentang masalah kemansiaan dan budaya serta mengembangkan daya kritis mereka terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kedua hal tersebut.
3. Mengusahakan agar mahasiswa, sebagai calon pemimpin bagnsa dan Negara serta ahli dalam bidang disiplin masing-masing tidak jatuh ke dalam sifat-sifat kedaerahan dan pengkotakan disiplin yang ketat
4. menguasahakan wahana komunikasi para akademisi agar mereka lebih mampu berdialog satu sama lain. Dengan memiliki satu bekal yang sama, para akademisi diharapkan akan lebih lancer dalam berkomunikasi.

Ruang Lingkup Ilmu Budaya Dasar
Bertitik tolak dari kerangka tujuan yagn telah ditetapkan, dua masalah pokok bisa dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup kajian mata kuliah IBD. Kedua masalah pokok itu adalah :
1. Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (the humanities), baik dari segi masing-masing keahlian (disiplin) didalam pengetahuan budaya, maupun secara gabungan (antar bidang) berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya
2. Hakekat manusia yang satu atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing jaman dan tempat. Menilik kedua pokok masalah yang bisa dikaji dalam mata kuliah IBD, nampak dengan jelas bahwa manusia menempati posisi sentral dalam pengkajian. Manusia tidak hanya sebagai obyek pengkajian. Bagaimana hubungan manusia dengan alam, dengan sesame, dirinya sendiri, nilai-nilai manusia dan bagaimana pula hubungan dengan sang pencipta menjadi tema sentral dalam IBD. Pokok-pokok bahasan yang dikembangkan adalah :
1. Manusia dan cinta kasih
2. Manusia dan Keindahan
3. Manusia dan Penderitaan
4. Manusia dan Keadilan
5. Manusia dan Pandangan hidup
6. Manusia dan tanggungjawab serta pengabdian
7. Manusia dan kegelisahan
8. Manusia dan harapan

MANUSIA dan KEBUDAYAAN

Manusia
Dipandang dari segi ilmu eksakta, manusia adalah kumpulan dari partikel-partikel atom yang membentuk jaringan sistem yang dimiliki oleh manusia ( ilmu kimia ). Manusia merupakan kumpulan dari berbagai sistem fisik yang saling terkait satu sama lain dan merupakan kumpulan dari energi ( ilmu fisika ). Manusia merupakan mahluk biologis yang tergolong dalam golongan mahluk mamalia ( biologi ). Dalam ilmu-ilmu sosial, manusia merupakan mahluk yang ingin memperoleh keuntungan atu selalu memperhitungkan setiap kegiatan, sering disebut homo economicus ( ilmu ekonomi ). Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri ( sosiologi ), mahluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan ( politik ). Dan lain sebagainya.
1.       Manusia itu terdiri dari empat unsure yang saling terkait, yaitu :
a. Jasad; yaitu badan kasar manusia yang nampak pada luarnya, dapat diraba, dan difoto, dan menempati ruang dan waktu.
b. Hayat; yaitu mengandung unsure hidup, yang ditandai dengan gerak
c. Ruh; yaitu bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang bersift konseptual yang menjadi pusat lahirnya kebudayaan.
d. Nafas; dalam pengertian diri atau keakuan, yaitu kesadaran tentan diri sendiri



2. Manusia sebagai satu kepribadian yang mengandung 3 unsur yaitu :
a. Id. Yang merupakan struktur kepribadian yang paling primitive dan paling tidak nampak. Id merupakan libido murni, atau energi psikis yang menunjukkan cirri alami yang irrasional dan terkait masalah sex, yang secara instingtual menentukan proses-proses ketidaksadaran. Id tidak berhubungan dengan lingkungan luar diri, tetapi terkait dengan struktur lain kepribadian yang pada gilirannya menjadi mediator antara insting Id dengan dunia luar.
b. Ego. Merupakan bagian atau struktur kepribadian yang pertama kali dibedakan dari Id, seringkali disebut sebagai kepribadian “eksekutif” karena peranannya dalam menghubgunkan energi Id ke dalam saluran osial yang dapat dimengerti oleh orang lain.
c. Superego. Merupakan struktur kepribadian yang paling akhir, muncul kira-kira pada usia limat tahun. Dibandingkan dengan Id dan ego, yang berkembang secara internal dalam diri individu, superego terbentuk dari lingkungan eksternal. Jadi superego menunjukkan pola aturan yang dalam derajat tertentu menghasilkan control diri melalui sistem imbalan dan hukuman yang terinternalisasi.
Dari uraian diatas dapat mengkaji aspek tindakan manusia dengan analisa hubungan antara tindakan dan unsure-unsur manusia. Seringkali misalnya orang senang terhadap penyimpangan terhadap nilai-nilai masyarakat dapat diidentifikasi bahwa orang tersebut lebih dikendalikan oleh Id dibandingkan super-egonya. Atau seringkali aa kelainan yang terjadi pada manusia, misalnya orang yang berparas buruk dan bertubuh pendek berani tampil ke muka umum, dpat diterangkan dengan mengacu pada unsur nafs (kesadaran diri ) yang dimilikinya. Kesemuanya tersebut dapat digunakan sebagai alat analisa bagi tingkah laku manusia.
Hakekat Manusia :
1. Mahluk ciptaan Tuhan yagn terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh
2. Mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan denan mahluk lainnya
3. mahluk biokultural yaitu mahluk hayati yagn budayawi
4. Mahluk Ciptaan Tuhan yagn terkait dengan lingkungan, mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuanbekerja dan berkarya


Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan selalu dimiliki oleh setiap masyarakat, hanya saja ada suatu masyarakat yang lebih baik perkembangan kebudayaannya dari pada masyarakat lainnya untuk memenuhi segala kebutuhan masyarakatnya. Pengertian kebudayaan banyak sekali dikemukakan oleh para ahli. Salah satunya dikemukakan oleh Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, yang merumuskan bahwa kebudayaan adalah semua hasil dari karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan, yang diperlukan manusia untuk menguasa alam sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk kepntingan masyarakat. Rasa yang meliputi jiwa manusia mewujudkan sega norma dan nilai masyarakat yang perlu untuk mengatur masalah-masalah kemasarakatan alam arti luas, didalamnya termasuk, agama, ideology, kebatinan, kenesenian dan semua unusr yang merupakan hasil ekspresi dari jiwa manusia. Yang hidup sebagai anggota masyarakat. Selanjtunya cipta merupakan kemampuan mental, kemampuan piker dari orang yang hidup bermasyarakat dan yang antara lain menghasilkan filsafat serta ilmu pengetahuan. Rasa dan cipta dinamakan kebudayaan rohaniah. Semua karya, rasa dan cipta dikuasai oleh karsa dari orang-orang yang menentukan kegunaannya, agar sesuai dengan kepentingan sebagian besar, bahkan seluruh masyarakat. Dari pengetian tersebut menunjukkan bahwa kebudayaan itu merupakan keseluruhan ari pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial, yang digunakan untuk menginterpretasikan dan memahami lingkungan yang dihadapi, untuk memenuhi segala kebutuhannya serta mendorong terwujudnya kelakuan manusia itu sendiri.Atas dadar itulah para ahli mengemukakan adanya unsure kebudayaan yang umumnya diperinci menjadi 7 unsur yaitu :
1. unsur religi
2. sistem kemasyarakatan
3. sistem peralatan
4. sistem mata pencaharian hidup
5. sistem bahasa
6. sistem pengetahuan
7. seni


Bertitik tilah dari sistem inilah maka kebudayaan paling sedikit memiliki 3 wujud antara lain :
1. wujud sebagai suatu kompleks dari ide, gagasan, norma, peraturan dan sejenisnya. Ini merupakan wujud ideal kebudayaan. Sifatnya abstrak, lokasinya aa dalam pikiran masyarakat dimana kebudayaan itu hidup
2. kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat
3. kebudayaan sebagai benda hasil karya manusia
Perubahan kebudayaan pada dasarnya tidak lain dari para perubahan manusia yang hidup dalam masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan itu. Perubahan itu terjadi karena manusia mengadakan hubungan dengan manusia lainnya, atau karena hubungan antara kelompok manusia dalam masyarakat. Tidak ada kebudayaan yanga statis, setiap perubahan kebudayaan mempunyai dinamika, mengalami perubahan; perubahan itu akibat dari perubahan masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan tersebut.

Source : Vania Dianti

Selasa, 21 Januari 2014

Museum Wayang

Museum Wayang masih di sekitar wilayah Kota Tua, museum ini masih berada satu area dengan museum Fatahillah, dan museum Kramik dan berada dekat museum Bank Indonesia, dan museum Mandiri. Museum ini menyimpan wayang-wayang dari seluruh daerah di Indonesia yang memiliki kesenian wayang dan juga dari luar negeri seperti Malaysia, Thailand, Vietnam, Suriname, Inggris, Amerika, dan negara lainnya yg memliki kesenian wayang. Pada tahun 2009 jumlah koleksi wayang yang berada di museum wayang kurang lebih ada 5.147 buah, yang di peroleh dari pembelian, hibahan, sumbangan, dan titipan.

Museum Wayang sendiri diresmikan oleh gubernur Jakarta saat itu yaitu Ali sadikin pada tanggal 13 Agustus 1975. Museum ini sebelumnya disebut sebagai Museum Batavia yang dibuka pada tahun 1939 oleh Gubernur Jenderal Belanda yaitu Tjarda van Starkenborgh Stachouwer. Gedung ini dibangun pada tahun 1912 bergaya Neo Renaissance dan pada tahun 1938 dipugar dan disesuaikan dengan gaya rumah Belanda saat itu. Gedung ini bukan merupakan bekas gedung gereja Belanda, karena gedung gereja tersebut sudah runtuh akibat gempa. Tapi memang berdiri di atas tanah bekas Gereja Belanda Baru atau Nieuwe Hollandse Kerk (1736) dan Gereja Belanda Lama atau Oude Hollandse Kerk (1640-1732).

Selain wayang, seluruh perlengkapan seputar ‘perwayangan’ juga dipajang di museum ini, mulai dari alat penerangan untuk wayang kulit, untuk membuat bayangan di belakang layar yang disebut Lampu Blencong, juga ada alat musik pengiring seperti gamelan, panggung yang biasa dipakai untuk panggung boneka, dll.







































Koleksi Wayang di dalam Museum ini terdiri dari beberapa perangkat Wayang Kulit, Wayang Golek, berbagai topeng, wayang kaca, wayang seng, lukisan dan boneka-boneka dari luar negeri. Beberapa koleksi langka dari Nusantara antara lain Wayang Intan, Wayang Suket, Wayang Beber dan Wayang Revolusi. Di dalamnya juga ada boneka dari Indonesia yang terkenal, yaitu si Unyil dan teman-temannya, yang sempat ditayangkan di TVRI pada tahun 80an.



Di tengah gedung di lantai dasar terdapat Taman, disebutnya Taman Museum Wayang. Disana terlihat beberapa prasasti peninggalan Belanda diantaranya Jan Pieterszoon Coen tahun 1634. Juga terdapat Ruang Punakawan yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan seperti : Seminar, Sarasehan, pergelaran, pertunjukan mini dll. Dan secara berkala Museum Wayang menampilan pertunjukkan pada pukul 10.00 – 14.00 setiap hari Minggu ke-2 (Pergelaran Wayang Golek) dan hari Minggu terakhir (Pergelaran Wayang Kulit), tapi untuk memastikannya, bisa menghubungi ke tempatnya langsung.

Museum Wayang
Jl Pintu Besar Utara No. 27
Jakarta Kota 11110
Telp : 021 6929560 / 6927289
Jam Operasional :
Selasa – Minggu : 09.00 – 15.00
Senin dan hari besar : Tutup
Tiket Masuk
Dewasa : Rp 2.000
Mahasiswa : Rp 1.000
Anak-anak : Rp 600

Kamis, 07 November 2013

RUMUS-RUMUS FISIKA (KALORI)

Di posting ini saya ingin berbagi tentang rumus-rumus fisika tentang kalori.

Kalori adalah bentuk energi yang berpindah karena perubahan suhu (Δt).

1. Kalor Jenis

Q=m\times c \times\Delta\! t

Keterangan :
\!Q  = Kalor yang di terima suatu zat (Joule, Kilojoule, Kalori, Kilokalori)
\!m = Massa zat (Gram, Kilogram)
\!c   = Kalor Jenis (Joule/Kilogram°C, Joule/gram°C, Kalori/gram°C)
\Delta\!t = Perubahan suhu (°C) → (t2 - t1)

Untuk mencari kalor jenis, rumusnya adalah:

\!c=\frac{Q}{\!m\times\Delta\!t}
Untuk mencari massa zat, ruumusnya adalah:

\!m=\frac{Q}{\!c\times\Delta\!t}

2. Kapasitas Kalor

Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan oleh benda untuk menaikkan suhunya 1°C.
Rumus kapasitas kalor:

\!H=\frac{Q}{\Delta\!t}

\!H=\frac{\!m\times\!c\times\Delta\!t}{\Delta\!t}

\!H=\!m\times\!c

Keterangan:
\!Q = Kalor yang diterima suatu zat ( Joule, Kilojoule, kalori, Kilokalori)
\!H = Kapasitas kalor (Joule/°C)
\!m = Massa zat (Gram, Kilogram)
\!c =  Kalor Jenis (Joule/Kilogram°C, Joule/gram°C, Kalori/gram°C)
\Delta\!t = Perubahan suhu  Perubahan suhu (°C) → (t2 - t1)

3. Kalor Lebur

\!Q=\!m\times\!L

Keterangan:
\!Q = Kalor yang diterima suatu zat ( Joule, Kilojoule, kalori, Kilokalori)
\!m = Massa zat (Gram, Kilogram)
\!L = Kalor lebur zat (Joule/Kilogram, Kilojoule/kilogram. Joule/gram)

4. Kalor Uap

\!Q=\!m\times\!U

Keterangan:
\!Q = Kalor yang diterima suatu zat ( Joule, Kilojoule, kalori, Kilokalori)
\!m = Massa zat (Gram, Kilogram)
\!U = Kalor uap zat (Joule/Kilogram, Kilojoule/kilogram, Joule/gram)

5. Asas Black

\!Q_{terima}=\!Q_{lepas}  Asas Black : Jumlah kalor yang diterima sama dengan jumlah kalor yang di lepas.


Semoga bermanfaat

Sumber : Buku Fisika SMP&SMA

UPAYA PELESTARIAN HUTAN MANGROVE

Dalam posting kali ini saya akan menuliskan bagaimana cara kita melestarikan lingkungan, yaitu dengan melestarikan hutan mangrove atau juga bisa disebut hutan Bakau.

Hutan mangrove adalah hutan hujan tropis yang hidup dan tumbuh di sepanjang pantai berlumpur atau lempung atau gambut atau berpasir dan selalu digenangi oleh air laut secara berkala dan mempunya zona vegetasi yang sesuai dengan tempat tumbuhnya. Hutan mangrove terdapat di sepanjang pantai di daerah teluk dangkal, muara sungai, delta, bagian terlindung dari anjung dan selat. peranan hutan mangrove sangat penting karena merupakan suatu ekosistem yang memiliki multifungsi yang penting bagi kehidupan (Baehaqi. A dan Indrawan, 1993).

- Penyebab Kerusakan Ekosistem Mangrove
Seperti kita ketahui, hutan mangrove merupakan tipe ekosistem peralihan darat dan laut yang mempunyai multifungsi, yaitu selain sebagai sember daya potensial bagi kesejahteraan masyarakat dari segi ekonomi, sosial juga merupakan pelindung pantai dari hempasan ombak. Oleh karena itu dalam usaha pengembangan ekonomi kawasan mangrove seperti pembangkit tenaga listrik, lokasi rekreasi, pemukiman dan sarana perhubungan serta pengembangan pertanian, pangan, perkebunan, perikanan dan kehutanan harus mempertimbangkan daya dukung lingkungan dan kelestarian sumber daya wilayah pesisir. Sumber daya mangrove terus meningkat. Secara garis besar ada dua faktor penyebab kerusakan hutan mangrove, yaitu:

1. Faktor manusia
    Yang merupakan faktor paling dominan penyebab kerusakan hutan mangrove dalam hal pemanfaatan lahan yang berlebihan.
2. Faktor alam
    Seperti banjir, kekeringan dan hama penyakit, yang merupakan faktor penyebab yang reatif kecil (TirtaKusumah, 1994).

- Upaya Pelestarian Ekosistem Mangrove

Ekosistem mangrove yang rusak dapat di pulihkan dengan cara restorasi/rehabilitasi. Restorasi di pahami sebagai usaha mengembalikan kondisi lingkungan kepada kondisi semula secara alami. campur tangan manusia diusahakan sekecil mungkin terutama dalam memaksakan keinginan untuk menumbuhkan jenis mangrove tertentu menurut yang dipahami/diingini manusia. Dengan demikian, usaha restorasi semestinya mengandung makna memberi jalan/peluang kepada alam untuk mengatur/memulihkan dirinya sendiri. Kita manusia pelaku mencoba membuka jalan dan peluang serta mempercepat proses pemulihan terutama karena dalam beberapa kondisi, kegiatan restorasi secara fisik akan lebih murah dibanding kita memaksakan usaha penanaman mangrove secara langsung. Restorasi perlu di pertimbangkan ketika suatu sistem telah berubah dalam tingkat tertentu sehingga tidak dapat lagi memperbaiki kondisinya secara alami dalam waktu 15 - 20 tahun jika:

1. Kondisi normal hidrologi tidak terganggu, dan
2. Kertersediaan biji dan bibit serta jarak tidak terganggu atau terhalangi.

Jika kondisi hidrologi adalah normal atau mendekati normal tetapi biji bakau tidak dapat mendekati daerah restorasi, maka dapat direstorasi dengan cara penanaman. Oleh karena itu habitat bakau dapat diperbaiki tanpa penanaman, maka rencana restorasi harus terlebih dahhulu melihat potensi aliran air laut yang terhalangi atau tekanan-tekanan lain yang mungkin menghambat perkembangan bakau (kusmana, 2005). Dahuri dkk (1996) menyatakan, terdapat tiga parameter lingkungan yang menentukan kelangsungan hidup dan pertumbuhan mangrove, yaitu:

1. Suplai air tawar dan salinitas, dimana ketersediaan air tawar dan konsentrasi kadar garam (salinitas) mengendalikan efisiensi metabolik dari ekosistem hutan mangrove.
2. Pasokan nutrien: pasokan nutrient bagi ekosistem mangrove ditentukan oleh berbagai proses yang saling terkait, meliputi input dari ion-ion mineral an-organik dan bahan organik serta pendaur ulangan nutrient.

Sumber : Makalah, Mahasiswa 2010

PENYEBARAN PEDUDUK YANG TIDAK MERATA

Di posting kali ini saya akan menuliskan tentang salah satu permasalahan sosial yang ada di Indonesia, yaitu Penyebaran Penduduk Yang Tidak Merata, semoga ini bsa bermanfaat bagi pembaca.

sekarang jumlah penduduk di Indonesia telah menempati urutan keemoat terbesar di dunia. tingkat pertumbuhan penduduknya juga tinggi. sebenarnya jumlah penduduk yang besar bukanlah suatu masalah jika saja semua penduduk memiliki kualias SDM (Sumber Daya Manusia) yang baik justru mereka akan memberikan kontribusi yang baik kepada negara.

Berikut adalah masalah penyebaran penduduk yang tidak merata di Indonesia:
Penyebaran Penduduk Tidak Merata

Persebaran penduduk di Indonesia tidak merata baik persebaran anatar pulau, provinsi, kabupaten, maupun antara perkotaan dan pedesaan. Pulau Jawa dan Madura yang luasnya kurang dari 10% dari wilayah Indonesia, dihuni lebih kurang 60% penduduk Indonesia, perkembangan kepadatan penduduk di pulau Jawa dan Madura tergolong tinggi, yaitu pada tahun 1980 sebesar 690 jiwa setiap kilometer persegi, tahun 1990 menjadi 814 jiwa dan 1998 menjadi 938 jiwa per kilometer persegi.

Akibat dari penyebaran penduduk yang tidak merata yaitu luas lahan pertanian yang ada di pulau Jawa semakin berkurang karena telah di bangun perumahan dan pabrik-pabrik industri, tapi sebaliknya banyak lahan yang masih belum di manfaatkan yang berada di luar pulau jawa karena kurangnya sumber daya manusia. Sebagian besar tanah di luar pulau Jawa belum di manfaatkan secara optimal dan dibiarkan begitu saja tanpa adanya aktifitas pertanian. Dalam hal tersebut tentunya sangat tidak menguntungkan dalam melaksanakan pembangunan wilayah yang merata dan untuk meningkatkan pertahanan negara.

Faktor-faktor penyebab tingginya tingkat migrasi ke pulau Jawa adalah:
- Karena sebagai pusat pemerintahan.
- Sebagian besar tanah yang ada di wilayah pulau jawa merupakan tanah vulkanis yang subur.
- Merupakan pusat kegiatan jual beli atau ekonomi dan industri sehingga banyak tersedia lapangan pekerjaan.
- Banyaknya tersedia berbagai macam jenjang pendidikan.
- Mempunyai sarana komunikasi yang baik.

Perpindahan penduduk dari desa ke kota di Indonesia terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Urbanisasi yang terus terjadi menyebabkan terjadinya pemusatan penduduk di sebuah kota. pemusatan di kota-kota besar seperti di Jakarta, Surabaya, Medan dan kota-kota besar lainnya dapat menimbulkan dampak yang buruk terhadap lingkungan hidup seperti:

- Munculnya pemukiman liar.
- Banyaknya sungai yang tercemar karena dijadikan tempat buang sampah baik oleh masyarakat sekitar atau pabrik-pabrik industri.
- Terjadinya pencemaran udara karena asap pabrik dan asap kendaraan.
- Banyaknya terjadi tindak kejahatan.

Oleh karena itu sangat di butuhkan upaya untuk meratakan pertumbuhan penduduk di wilayah-willayah yang berada di luar pulau Jawa.

Upaya tersebut adalah:

- Pemerataan pembangunan di tiap-tiap daerah.
- Penciptaan lapangan pekerjaan di daerah-daerah yang jarang penduduk dan pedesaan.
- Melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang pengelolaan lingkungan alamnya.

Dibandingkan dengan pulau Jawa penyebaran penduduk yang terjadi di Irian Jaya dan Kalimantan sangatlah berbeda jauh. Luas wilayah Irian Jaya yang mencapai 21,99% dari luas wilayah Indonesia memiliki penduduk hanya 0,92% dari seluruh penduduk Indonesia. Sedangkan pulau Kalimantan yang luasnya mencapai 28,11% dari luas wilayah Indonesia hanya memiliki penduduk 5% dari jumlah penduduk Indonesia.
Untuk mengatasi masalah penyebaran penduduk yang tidak merata maka di adakanlah program transmigrasi. Tujuannya adalah:

- Untuk meratakan penyebaran penduduk di Indonesia.
- Untuk meningkatkan taraf hidup transmigran.
- Untuk pengilahan sumber daya alam.
- Untuk pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia.
- Menyediakan lapangan pekerjaan untuk transmigran.
- Meningkatkan pertahanan wilayah Indonesia.

penyebaran penduduk yang tidak merata dapat berpengaruh terhadap lingkunagan hidup. Daerah-daerah yag padat penduduknya terjadi exploitasi sumber alam secara berlebihan sehingga berpengaruh pada keseimbangan alam. Sebagai contoh adalah wilayah hutan yang terus menyempit akibat di tebang untuk dijadikan lahan pertanian atau pemukiman, dan akibatnya terjadilah banjir karena kurangnya daerah resapan air hujan, terjadi kekeringan karena berkurangnya simpanan air tanah, dan sekitar hutan menjadi tandus karena terkena erosi.

Semoga posting ini bermanfaat bagi pembaca. Saya mendapat ide penulisan ini dari lingkungan sekitar saya.